Sunday, February 27, 2011

Masa Lalu = Kaca Spion

Iseng aja pengen ngebagiin analogi masa lalu dan kaca spion yang dulu pernah aku denger, mudah-mudahan bermanfaat :D

Semua pasti tau kaca spion kan? Yup. Letaknya di sisi kanan dan kiri kendaraan bermotor. Fungsinya pasti udah pada tau buat apa, supaya pengendara kendaraan bermotor bisa melihat ke belakang kalau-kalau dia mau berbelok atau memutar balik saat di perjalanan sehingga terhindar dari bahaya. Meskipun kelihatannya sederhana, tetapi spion juga berperan untuk keselamatan si pengendara.

Nah, kalau masa lalu kita dianalogikan dengan kaca spion, maka masa depan kita sama dengan kaca mobil bagian depan. Yang paling jelas terlihat dari perbedaan keduanya adalah ukuran masing-masing kaca. Kenapa kaca mobil bagian depan dibuat lebih besar daripada kaca spion? Karena ada banyak hal yang jauh lebih besar yang harus kamu lihat dan hadapi di masa depan.

Lantas kenapa kaca spion ukurannya dibuat jauh lebih kecil dibandingkan dengan kaca depan?

Hmm..ibaratnya mengendarai mobil, kaca spion adalah masa lalu yang kita lihat sesekali pada saat diperlukan agar kita tetap selamat. Kalau terus-terusan ngeliat kaca spion bisa nabrak juga kan, hehe.. Terkadang kita perlu sesekali melihat ke masa lalu hanya sebatas untuk introspeksi dan belajar dari kesalahan yang dulu pernah kita buat agar tidak terulang lagi di waktu-waktu berikutnya.

Masa lalu itu bagian dari hidup yang ngga bisa dipisahin. Jangan pernah menempatkan masa lalu yang menyakitkan di masa sekarang atau di masa yang akan datang. Hal itu cuma ngebuat kita berhenti. Mustahil kita bisa mengendarai mobil tanpa melihat kaca depan tapi malah terus menerus menatap kaca spion. Hey, masa lalu, baik yang mengecewakan maupun yang membanggakan, itu ngga akan pernah berubah..;)

Pada akhirnya, semakin lama kita melihat masa lalu, semakin banyak kita menyia-nyiakan waktu. Jadi, ubah fokus kita sekarang juga! Jangan terpaku sama rasa sakit, kekecewaan ataupun kejayaan kita yang terjadi dulu. Gunakan masa lalu sebagai peringatan atas apa yang udah terjadi di belakang. Buat masa lalu sebagai alat untuk memotivasi kita untuk hati-hati dalam mengambil langkah sekecil apapun. Dan jangan lupa tetap berdoa. Tuhan selalu ada menolong kita melanjutkan perjalanan kehidupan :)

“Boleh menoleh ke belakang sesekali hanya ketika dirasa BENAR-BENAR PERLU, MELIHAT MAJU KE DEPAN harus lebih diprioritaskan.“

Mari saling mendoakan agar kita berhasil di masa depan :D
Read More

Wednesday, February 23, 2011

Tuesday, February 15, 2011

Sari Ater + Maribaya Trip

Susah juga ya kalo ngerencanain pergi dari lamaaaa..*oke maaf agak lebay :p* tapi baru terealisasi setahun kemudian, hahaha.. tapi trip ini benar-benar menyegarkan buat saya, sepertinya juga buat teman-teman yang lain ;) Walaupun pas berangkat udah ngantuk gara-gara mobil yang tak kunjung datang, tapi di jalan saya cukup menikmati perjalanan, sebelahan sama teman yang saya anggap saudara sendiri, Bernad Siadari lebay gila mampus **legima=trademark Bernad :p** bener-bener ngga bikin ngantuk selama di jalan. Satu mobil pun akhirnya ikut berceloteh ria bareng Bernad, hahaha..what a moment :D

Sempet saya rekam juga obrolan yang penting ngga penting itu dengan C182 kesayangan saya, hehe.. Tapi bukan buat konsumsi publik deh kayanya, mungkin beberapa tahun lagi akan saya upload dan share link ke teman-teman ini untuk mengenang hari menyenangkan di awal tahun 2011 ini :)

Oia di mobil yang kami tumpangi itu ada Santhy, bang Billy, Ina, ka Dame, Bernad, dan saya. Sementara di mobil yang satu lagi ada bang Henry, bang Choky, Irvin, Maruli, Eka, dan Ady :) harusnya bang Arya, bang Alex, dan Dyan ikut tapi karena mereka ada keperluan yang ngga bisa ditinggalkan, hmmmph..akhirnya kami ttp berangkat tanpa mereka, padahal seperti yang tadi sudah saya bilang di awal kalo kegiatan ini cukup lama sudah kami rencanakan, hehe.. tapi ngga apa-apa, toh semua sudah disiapkan jadi kami tetap berangkat walau tak lengkap :')

 Subuh-subuh kami sampai di Sari Ater hotel & ressort, langsung ganti baju dan berendam air hangat, benar-benar rileks setelah beberapa menit suhu tubuh beradaptasi dengan air di kolam pemandian ini.  kecuali Bernie yang ngga mau full kena air hangat, hahaha..dasar pak koordi ;p

Puas berendam dan foto-foto, kami pun menyantap sarapan yang sudah disiapkan neng Eka sebelumnya.  Tebak apa menunya? Menunya: nasi, tempe goreng, ikan asin, sambal kacang, sayur kacang panjang, dan kerupuk palembang *yummy* :9 Sederhana memang, tapi rasanya sangat nikmat, hihi.. Thanks neng eka :D

Kenyang dengan sarapan, kami pun akhirnya mandi dan bergegas menuju tempat berikutnya yang kami tuju: Air Terjun Maribaya. Ini pertama kali saya ke sana, kalo ke Sari Ater sudah pernah sebelumnya di kolam yang berbeda memang dan orang-orang yang berbeda juga, tapi masing-masing punya kesan yang istimewa, whoaa..jadi kangen mereka, hehe..:')
  

Sampai di Maribaya, saya dan Bernad tadinya hampir tidak mau ikut ke dalam karena kami sangat ngantuk, tapi kata bang Choky di dalam juga bisa tidur siang, akhirnya kami ikut saja. Dengan neng Eka sebagai pemandu kami, dia begitu aktif bercuap-cuap, hahaha.. Ina yang merekam video ala neng Eka dengan handycam ka Dame, pun terbahak melihat tingkah centil neng Eka :))

Jangan harap akan melihat air terjun yang jernih, hehe.. Maribaya juga jadi korban pencemaran air, sehingga airnya pun terlihat berwarna. Paling tidak, udara segar pepohonan di sekitar Air Terjun Maribaya cukup menyejukkan dan membuat pikiran lebih fresh. 

Tidak cukup sampai melihat air terjun saja neng Eka bercuap-cuap, sewaktu kami sudah menyewa tikar untuk beristirahat di tengah alam terbuka, Eka tidak berhenti membuat video lipsync dengan berbagai lagu. Hahaha..puas sekali kami tertawa menyaksikan gaya neng Eka :)) Dia ngga peduli Bernad, Irvin, Maruli, dan Bang Billy tidur, tetap dia beraksi. Dan saya berhasil meng-capture foto-foto candid waktu kejadian ini :))

Berikut beberapa foto yang berhasil saya abadikan:


setelah lelah tertawa dan merekam video ala neng Eka, kami pun beristirahat dan makan siang. Setelah puas beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan pulang, oia Bernad sempat membeli 2 buah kaktus, udah dikasi nama belum 'nad? ;) Terima kasih buat trip murah meriahnya tem, love you all :D Senang bisa jadi rekan pelayanan bareng kalian di Raker 2011 dan setahun penuh suka-duka bareng Seven GS :) :) 

   
Read More

I Know Who Holds Tomorrow (TUHAN YANG PEGANG)

One of my favorite Gospel songs describes my thoughts about the future:
*tiap kali ngerasa kuatir, takut, gagal, selalu ingat lirik di lagu ini*
I Know Who Holds Tomorrow (TUHAN YANG PEGANG)
words and music by: by Ira F. Stanphill

I don't know about tomorrow, I just live from day to day; 
I don't borrow from it's sunshine, For it's skies may turn to gray. 
I don't worry o'er the future, For I know what Jesus said; 
And today I'll walk beside Him, For He knows what lies ahead.

Many things about tomorrow I don't seem to understand; 
But I know who holds tomorrow, and I know who holds my hand.


Ev'ry step is getting brighter, As the golden stairs I climb;
Ev'ry burden's getting lighter, Ev'ry cloud is silver-lined.
There the sun is always shining, There no tear will dim the eye; 
At the ending of the rainbow, Where the mountains touch the sky.

Many things about tomorrow I don't seem to understand; 
But I know who holds tomorrow, and I know who holds my hand.


I don't know about tomorrow, it may bring me poverty.
But the one who feeds the sparrow is the one who stands by me.
And the path that be my portion may be through the flame or blood.
But His presence goes before me and I'm covered with His blood.

Many things about tomorrow I don't seem to understand; 
But I know who holds tomorrow, and I know who holds my hand.



Tak kuta’u ‘kan hari esok, namun langkahku tegap
Bukan surya kuharapkan, kar’na surya kan lenyap.
O tiada ‘ku gelisah akan masa menjelang.
‘Ku berjalan serta Yesus, maka hatiku tenang

Banyak hal tak kumengerti dalam masa menjelang
Tapi t’rang bagiku ini, tangan Tuhan yang pegang.


Makin t’rang lah perjalanan, makin tinggi aku naik.
Dan bebanku makin ringan, makin tampaklah yang baik.
Disanalah t’rang abadi tiada tangis dan keluh.
Di neg’ri seb’rang pelangi, kita k’lak ‘kan bertemu.

Banyak hal tak kumengerti dalam masa menjelang
Tapi t’rang bagiku ini, tangan Tuhan yang pegang.


Tak kuta’u ‘kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap.
Tapi Dia yang berkasihan, melindungiku tetap.
Meski susah perjalanan g’lombang dunia menderu.
Dipimpin-Nya kubertahan sampai akhir langkahku.

Banyak hal tak kumengerti dalam masa menjelang
Tapi t’rang bagiku ini, tangan Tuhan yang pegang.


dari: Buku Lagu Perkantas No.101

Read More